SMK TARUNA TERPADU 2
BORCESS
HIV ( human immunodeficiency virus)
HIV ( human immunodeficiency virus) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata
lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
(kekurangan) sistem imun
virus HIV adalah virus yang sangat berbahaya karena menyerang sistem kekebalan tubuh mausia. sama seperti jenis virus lainnya , virus HIV mrnggandakan dirinya bergantung pada sel yang diinfesikanya. jika virus HIV sudah masuk , maka ia akan menghancurkan sel pada sistem kekebalan tubuh dna yang terutama adalah menghancurkan CD4 yang merupakan sel penting untuk menerangi infeksi.
yang paling berbahaya adalah bahwa saat virus menghancurkan sel pada tahap awal, tidak akan terjadi gejala apapun pada tubuh, sehingga penderita tidak akan menyadari apa yang sedang terjadi di dalam tubuhnya.setelah infeksu virus HIV ini mask pada tahap lebih lama, barulah muncul gejala-gejala pada tubuh seperti demam, kelencar getah bening yang bengkak, ruam pada kulit dan sakit kepala yang bertahan 10-14 hari namun kemudian hilang sendiri. tetapi gejala seperti ini tidak selalu muncul pada setiap orang yang terinfeksi HIV.
masa HIV tanpa gejala kira-kira berlangsung 7-10 tahun , jadi bisa di bayangkan bahwa selama kurun waktu tersebut sebenarnya tubuh sedang di gerogoti virus mematikan. jika HIV sudah masuk ke tahap primer yang menjurus kepada terjangkitnya tubuh dengan penyakit AISD.
Siklus hidup virus HIV Seperti
virus lain pada umumnya, HIV hanya dapat bereplikasi dengan memanfaatkan sel
inang. Siklus hidup HIV diawali dengan penempelan partikel virus (virion)
dengan reseptor pada permukaan sel inang, di antaranya adalah CD4, CXCR5, dan
CXCR5. Sel-sel yang menjadi target HIV adalah sel dendritik,
sel T,
dan makrofaga.
Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan kulit dalam (mukosa) penis, vagina, dan oral yang biasanya menjadi
tempat awal infeksi HIVSelain itu, HIV juga dapat langsung masuk ke aliran
darah dan masuk serta bereplikasi di noda limpa.
Setelah menempel, selubung virus
akan melebur (fusi) dengan membran sel sehingga isi partikel virus akan
terlepas di dalam sel. Selanjutnya, enzim transkriptase balik yang dimiliki HIV akan
mengubah genom virus yang berupa RNA menjadi DNA. Kemudian, DNA virus akan
dibawa ke inti sel manusia sehingga dapat menyisip atau terintegrasi dengan DNA
manusia. DNA virus yang menyisip di DNA manusia disebut sebagai provirus dan
dapat bertahan cukup lama di dalam selSaat sel teraktivasi, enzim-enzim
tertentu yang dimiliki sel inang akan memproses provirus sama dengan DNA manusia, yaitu diubah
menjadi mRNA. Kemudian, mRNA
akan dibawa keluar dari inti sel dan menjadi cetakan untuk membuat protein dan
enzim HIV. Sebagian RNA dari provirus yang merupakan genom RNA virus. Bagian
genom RNA tersebut akan dirakit dengan protein dan enzim hingga menjadi virus
utuh. Pada tahap perakitan ini, enzim protease virus berperan penting untuk memotong protein
panjang menjadi bagian pendek yang menyusun inti virus. Apabila HIV utuh telah
matang, maka virus tersebut dapat keluar dari sel inang dan menginfeksi sel
berikutnya.
Proses pengeluaran virus tersebut melalui pertunasan (budding), di mana virus
akan mendapatkan selubung dari membran
permukaan sel inang.
Untuk mendeteksi HIV umumnya, ada tiga tipe
deteksi HIV, yaitu tes PCR, tes antibodi HIV, dan tes antigen HIV. Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan
teknik deteksi berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi
keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia. Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban
virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT). PCR DNA biasa merupakan
metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus.
Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real-time
PCR yang merupakan metode kuantitatif. Deteksi asam nukleat ini dapat
mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi.
Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir,
namun jarang digunakan pada individu dewasa karena biaya tes PCR yang mahal dan
tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini lebih tinggi bila
dibandingkan tes lainnya
HIV dapat ditularkan melalui
injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak membran mukosa atau jaringan yang terlukan
dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. Cairan tertentu
itu meliputi darah, semen, sekresi vagina, dan ASI.
Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan
seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena,
transfusi dan transplantasi,
serta paparan pekerjaan.dan untuk pengobatannya untuk saat ini belum di temukan obatnya
Sumber :
Komentar
Posting Komentar